Sambungan
Part 1 ( Panseksualitas...)
Panseksual
dan Biseksual
Persepsi pribadi, lebih dari sekadar pandangan objektif,
seseorang dapat menerima identitas seksual yang telah dipilihnya. Kalau merasa
tertarik pada pria dan wanita bukan berarti seseorang menganggap dirinya
biseksual. Dalam kenyataannya, suatu kali banyak orang mempunyai pengalaman
romantis atau
seksual, juga perasaan pada lawan jenis maupun sebaliknya, tidak
mau dilabeli
sebagai biseksual. Biasanya, tertarik pada orang yang bermacam identitas
seksual tidak menjadikan individu tersebut terindentifikasi sebagai panseksual.Ada sebuah anggapan bahwa kaum panseksual tidak mau dilabeli sebagai biseksual sesuai stigma yang merujuk pada ( kaum biseksual tamak dan berhubungan dengan siapa saja tanpa ikatan, dan menyebarkan penyakit pada kaum heteroseksual maupun homoseksual). Sebaliknya, banyak komunitas panseksual merasa kepercayaan tersebut terbentuk dari sikap prasangka dan tidak pasti
Biseksual dapat tertarik secara seksual dan romantis pada
perempuan dan laki-laki, dan dapat menjalin hubungan sensual pada keduanya.
Walau begitu dapat berarti, pada hubungan jangka panjang, seorang yang biseks
mungkin cenderung lebih memilih untuk mempunyai ketertarikan pada satu gender saja.
Sama seperti orientasi seksual lainnya, panseksualitas
tidak menunjukkan ciri-ciri fisik apa pun. Satu-satunya ciri bahwa seseorang
merupakan panseksual yaitu apabila ia tertarik (entah secara seksual, romantis,
atau keduanya) dengan siapa saja, tanpa memedulikan jenis kelamin, gender, dan
orientasi seksualnya.
Panseksual
dan Poliseksual
Pan artinya “semua” sementara poli artinya “banyak”.
Seorang poliseksual bisa tertarik dengan beberapa macam gender, tetapi tidak
punya hasrat komitmen untuk satu pasangan saja. Lain lagi dengan panseksual
yang terbuka bagi gender apa saja. Rasa tertarik secara emosional, seks,
romantis bisa diterima dari gender mana saja. Tidak tergantung laki-laki,
perempuan, lesbian, gay, ataupun gender lainnya.
Akan tetapi, hanya karena seorang panseksual bisa tertarik
pada siapa saja, bukan berarti ia pasti hobi selingkuh. Sama seperti seorang
heteroseksual (juga dikenal dengan istilah straight), ia juga bisa berkomitmen hanya
dengan satu orang pasangannya saat ini.
Penting bagi setiap orang untuk menemukan dan mengakui jati
dirinya, baik itu soal gender atau orientasi seksualnya. Dengan mengakuinya,
seseorang bisa terus mengembangkan diri dan menggali potensi-potensinya. Jika
Anda curiga Anda adalah seorang panseksual, tidak perlu buru-buru melabeli diri
atau malah menyangkal kemungkinan ini. Memang butuh waktu bagi seseorang untuk
bisa memahami serta menerima jati dirinya.
Pasalnya, sampai saat ini para ahli belum bisa merumuskan
secara pasti apa yang bisa menentukan orientasi seksual seseorang. Baik itu
faktor genetik, faktor lingkungan, kombinasi keduanya, atau justru hal lainnya.
Akan tetapi, dalam Pedoman
Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) yang diserap
dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM),
panseksualitas tidak termasuk gangguan jiwa. Ini karena orientasi
seksual seseorang memang tidak akan menimbulkan gejala-gejala klinis seperti
rasa nyeri atau disfungsi organ tubuh. Karena bukan penyakit atau gangguan
jiwa, panseksualitas bukanlah suatu kondisi yang harus diperbaiki atau diobati
dengan cara apa pun.
Namun, karena tekanan sosial-budaya dari masyarakat, seorang
panseksual mungkin lebih rentan mengalami stres berlebih atau depresi yang
tentu mengganggu kesehatan jiwanya
No comments:
Post a Comment