Wednesday, February 7, 2018

Sambungan Part 1 ( Panseksualitas...)
Panseksual dan Biseksual       
       Persepsi pribadi, lebih dari sekadar pandangan objektif, seseorang dapat menerima identitas seksual yang telah dipilihnya. Kalau merasa tertarik pada pria dan wanita bukan berarti seseorang menganggap dirinya biseksual. Dalam kenyataannya, suatu kali banyak orang mempunyai pengalaman romantis atau
seksual, juga perasaan pada lawan jenis maupun sebaliknya, tidak mau dilabeli sebagai biseksual. Biasanya, tertarik pada orang yang bermacam identitas seksual tidak menjadikan individu tersebut terindentifikasi sebagai panseksual.

       Ada sebuah anggapan bahwa kaum panseksual tidak mau dilabeli sebagai biseksual sesuai stigma yang merujuk pada ( kaum biseksual tamak dan berhubungan dengan siapa saja tanpa ikatan, dan menyebarkan penyakit pada kaum heteroseksual maupun homoseksual). Sebaliknya, banyak komunitas panseksual merasa kepercayaan tersebut terbentuk dari sikap prasangka dan tidak pasti

       Biseksual dapat tertarik secara seksual dan romantis pada perempuan dan laki-laki, dan dapat menjalin hubungan sensual pada keduanya. Walau begitu dapat berarti, pada hubungan jangka panjang, seorang yang biseks mungkin cenderung lebih memilih untuk mempunyai ketertarikan pada satu gender saja. 

       Sama seperti orientasi seksual lainnya, panseksualitas tidak menunjukkan ciri-ciri fisik apa pun. Satu-satunya ciri bahwa seseorang merupakan panseksual yaitu apabila ia tertarik (entah secara seksual, romantis, atau keduanya) dengan siapa saja, tanpa memedulikan jenis kelamin, gender, dan orientasi seksualnya.

Panseksual dan Poliseksual
       Pan artinya “semua” sementara poli artinya “banyak”. Seorang poliseksual bisa tertarik dengan beberapa macam gender, tetapi tidak punya hasrat komitmen untuk satu pasangan saja. Lain lagi dengan panseksual yang terbuka bagi gender apa saja. Rasa tertarik secara emosional, seks, romantis bisa diterima dari gender mana saja. Tidak tergantung laki-laki, perempuan, lesbian, gay, ataupun gender lainnya.

       Akan tetapi, hanya karena seorang panseksual bisa tertarik pada siapa saja, bukan berarti ia pasti hobi selingkuh. Sama seperti seorang heteroseksual (juga dikenal dengan istilah straight), ia juga bisa berkomitmen hanya dengan satu orang pasangannya saat ini.

       Penting bagi setiap orang untuk menemukan dan mengakui jati dirinya, baik itu soal gender atau orientasi seksualnya. Dengan mengakuinya, seseorang bisa terus mengembangkan diri dan menggali potensi-potensinya. Jika Anda curiga Anda adalah seorang panseksual, tidak perlu buru-buru melabeli diri atau malah menyangkal kemungkinan ini. Memang butuh waktu bagi seseorang untuk bisa memahami serta menerima jati dirinya.

       Pasalnya, sampai saat ini para ahli belum bisa merumuskan secara pasti apa yang bisa menentukan orientasi seksual seseorang. Baik itu faktor genetik, faktor lingkungan, kombinasi keduanya, atau justru hal lainnya.

       Akan tetapi, dalam Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) yang diserap dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), panseksualitas tidak termasuk gangguan jiwa. Ini karena orientasi seksual seseorang memang tidak akan menimbulkan gejala-gejala klinis seperti rasa nyeri atau disfungsi organ tubuh. Karena bukan penyakit atau gangguan jiwa, panseksualitas bukanlah suatu kondisi yang harus diperbaiki atau diobati dengan cara apa pun.

       Namun, karena tekanan sosial-budaya dari masyarakat, seorang panseksual mungkin lebih rentan mengalami stres berlebih atau depresi yang tentu mengganggu kesehatan jiwanya

No comments:

Post a Comment